RUH adalah urusan TUHAN, domain – NYA dan manusia hanya diberi sedikit pengertian mengenai Ruh. Namun tidak dilarang manusia untuk mempelajari tentang Ruh, sebagaimana QS : Al – Isra’ ayat 85 : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang RUH, katakanlah RUH itu termasuk urusan TUHAN, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (tentang RUH) itu melainkan sedikit sekali”.
Namun dalam kasanah budaya kearifan lokal sangat menekankan adanya pemahaman tentang “kawruh” yang tak bisa lepas dari kajian yang serba batin, inner yang di dapat dari laku pencarian tentang “kesejatian”, kejaten/kasunyatan (Jw) sehingga muncullah paham “sangkan paraning dumadi”, ngilmu kasampurnan, oleh sebab itu ada pemahaman tentang “Manunggaling kawula lan GUSTINE”, yang sering dicibir oleh orang – orang yang menafikan ilmu kebatinan, yang di dapat dari sumber batinnya – batin. Sehingga “RASA ING PANGRASA” itu akan tumbuh dengan baik tidak kesasar atas “ras – pangrasane” sebagaimana justru ini yang dikembangkannya melalui ajaran agama yang sempit. Seperti pengakuan kaum syareat Islam yang menuakan agama Islam dari pada Kristen. Baik nabi Muhammad dari pada nabi Isa. Sebaliknya yang beragama Kristen pun menyatakan baik agama Kristen dari pada agama Islam, baik Nabi Isa ketimbang Muhammad. Nah bila itu sepanjang masa didengung – dengunkanya kita sebagai manusia sebagai kalifah – NYA, telah kemalingan “RASA”, betapa ruginya hudup ini.
Maka dalam mengeksplorasi tentang RUH, nenek moyang memahami bahwa RUH itu ada bermacam – macam seperti :
A.Tingkatan Ruh
Dalam peristiwa isra’ mi’raj nabi Muhammad saw, disimpulkan bahwa Rasulullah Mi’raj dengan “Ruh Mutajahidad”. Dalam bukunya Ihya’ulumuddin dikatakan oleh Iman Ghozalli, bahwa : Hakikat Ruh punya tiga martabat/tingkatan, masing – masing yakni :
1.RUH MUTAJARHIDAD, ini Ruhnya para nabi dan rasul yang meliputi seluruh alam semesta yang maha luas ini. Dengan Ruh ini maka para nabi mampu berkomunikasi dengan Ruhani Rasul Muhammad sewaktu mi’raj (dikatakan Rasulullah bertemu dengan nabi Adam, Idris, Musa, Isa & Ibrahim).
2.RUH MUTASASRIFAT, Ruhnya para wali/orang – orang yang termasuk manusia supper, telah disediakan Allah, sebelum lahir dari Bapak & Ibunya. Ruh ini dapat memberi intuisi yang kuat sehingga mampu meramal kejadian jauh dimasa mendatang.
3.RUH MUTAFARIKOH, Ruhnya manusia biasa, yang tentu pisah dengan jasmani bilamana meninggal.
Ruh atau Sukma adalah yang menghidupi daya menyeluruh, wujud Percikan Dzat Cahaya Hidup, TUHAN Yang Maha Kuasa. Percikan Datullah atau Maha Inti Energi.
B. Macam – Macam RUH
Adapun menurut pelaku olah rasa – olah batin yang telah dapat menemuinya menyatakan bahwa Ruh dapat diperinci menjadi 9 macam Ruh yang memiliki funsinya masing – masing sebagai berikut :
1. RUH IDLOFI, adalah merupakan ruh utama, ruhnya ruh bagi manusia, ada yang menyebutnya Johar Awal Suci atau Nur Muhammad, karena Ruh inilah manusia itu hidup, bila Ruh ini keluar dari raga maka manusia akan mati. Ruh ini merupakan sumber dari ruh – ruh yang lain ,maka bila ada yang keluar dari raga manusia itu masih saja hidup. Ujud Ruh ini bila telah mampu menemuinya ujudnya adalah pleg – jipleg (sama persis) dengan dirinya sendiri. Alamnya berupa Cahaya / Nur terang benderang dan rasanya sejuk sekali (bukan dingin). Kalau diri manusia dapat menjumpainya maka terasa bagai tidur lelap atau tidur yg sangat nyaman sekali.
2. RUH RABBANI, Ruh ini dikuasai dan diperintah oleh Ruh Idlofi. Alamnya Ruh ini ada di dalam Cahaya/Nur berwarna Kuning dan diam tak bergerak. Bila manusia berhasil menjumpainya, maka padanya tak memiliki kehendak apa – apa. Hatinya pun terasa begitu tenteram, tubuh tidaklah merasa apa – apa kecuali hanya rasa damai.
3. RUH RUKHANI, karena adanya Ruh inilah manusia itu memiliki Kehendak dua rupa. Kadang di - suatu saat suka terhadap sesuatu namun di lain kesempatan tidak menyukainya. Dan adanya perbuatan baik & buruk, hal ini disebabkan karena Roh Rukhani inilah yang mengambil tempat pada 4 (empat) jenis nafsu sebagaimana disebutkan di atas.
Bila saja diri manusia ditinggalkan Ruh Ruhkani ini maka dirinya tak memiliki nafsu lagi. Dan bila seseorang sudah dapat mengendalikannya (menatalaksanakannya) maka manusia dapat hidup dengan penuh kemuliaan namun sebaliknya bila tidak dapat dan tidak mampu mengendalikannya maka akan membawa kesengsaraan. Ibaratnya kita akan berjarak 50.000 tahun cahaya Bumi dengan TUHAN - nya, (sekalipun sejatinya “ ….. lebih dekat dengan urat lehermu sendiri”), maka derajat dan martabatnya akan jatuh di bawah hewan sapi betina atau keledai. Bila manusia telah dikehendaki – NYA guna melakukan pendakian (mij’rat) ruhnya mampu memiliki kecepatan 555, 5 X 90 ribu cahaya bumi sebagaimana nabi Muhammad saw.
Mij’rat ada yang memaknai pula secara ragawi, tentunya anggapan itu sah – sah saja. Ruh ini mengikuti penglihatan yang melihat, dimana pandangan kita tempatkan maka disitulah pula Ruh Ruhkani berada. Sebelum dapat menjumpainya maka seseorang akan terlebih dahulu melihat bermacam – macam cahaya, bagai kunang – kunang. Setelah cahaya tersebut berlalu maka barulah Ruh Ruhkani itu muncul.
4. RUH NURANI, karena Ruh inilah manusia dapat menjadi terang hatinya, kalau seseorang sedang gelap pikiran, itu merupakan suatu pertanda bahwa dirinya sedang dihindari oleh Ruh Nurani ini. Ruh ini mengambil tempat dan menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka
barang siapa yang sedang dilimputi oleh Ruh Nurani ini maka nafsu Mutmainahnya akan sangat menonjol mengalahkan nafsu – nafsu yang lain. Maka orang itu peri lakunya menjadi tenang – tenteram – terpuji, pancaran mukanya bercahaya, tak banyak bicara,tidak ragu – ragu dalam menghadapi sesuatu dan tidak mengadakan reaksi manakala ditimpa kesusuahan maupun mendapat suatu kebahagiaan. Karena esensinya suka dan duka, benci & sayang, sejahtera & derita dll. Semuanya itu baginya adalah sama saja, semua atas Karsa & Kuasa NYA.
5. RUH KUDUS, yakni Ruh Yang Suci atau Mulia. Ruh ini mengambil tempat pada nafsu Aluamah, nafsu Amarah & nafsu Supiah. Ruh ini karunia TUHAN untuk memberi pertolongan kepada sesama umat, mahkluk hidup ciptaan TUHAN.
6. ROH RAHMANI, yaitu Ruh Kasih atau Ruh Pemurah. Bila Roh ini menonjol, kita senantiasa akan memiliki sifat – sifat penyayang & pemurah atau rahman & rahim sebagaiman Sifat2 NYA. Roh ini sangat menonjol pada seseorang yang sedang jatuh cinta dan karena Ruh inilah seseorang dapat saling mengadu kasih. Barang siapa sudah terbuka & dapat melihat adanya Ruh Rahmani ini maka melihat wujudnya sendiri dalam warna putih terang. Roman mukanya elok dengan kulit yang halus mulus sebagai Ruh Pemurah/Rahmani.
7. RUH JASMANI, karena adanya Ruh ini seseorang dapat merasakan rasa haus, lapar, sakit dan sebagainya. Bila Ruh ini menghindar niscaya rasa – rasa itu akan menghilang. Bila seseorang berhasil menjumpainya, maka wujudnya akan sama dirinya hanya berwarna merah. Lebih dekat dengan Ruh Jasmani ini, ialah Ruh Hewani, roh ini menyebabkan manusia memiliki sifat kegemaran binatang, misalnya malas, suka menjajah, serakah, suka bersetubuh, ingin benar sendiri. Keduanya sebenarnya satu jua adanya hanya saja fungsinya yang lain atau berbeda.
8. RUH NABATI, artinya Ruh yang tumbuh. Manusia semakin besar, bertambah tua, rambut – kuku tambah panjang dan lain sebagainya itu disebabkan adanya Ruh ini. Karena fungsi Ruh ini,maka Ruh Nabati bukan saja dimiliki oleh manusia melainkan juga dimiliki oleh tumbuh – tumbuhan dan binatang. Hanya para malaekat – dewa – dewi dan atau mahkluk selestial saja yang tidak memilikinya.
9. RUH REWANI, Ruh inilah yang memiliki tugas menjaga raga kita, manakala Ruh ini keluar maka kita akan tertidur. bila dianya menyatu kembali maka kita akan terjaga. Bila kita sebelum tidur berdoa agar dibangunkan pada jam tertentu, dialah yang akan membangunkan kita. Bila kita bermimpi menemui (arwah) leluhur kita atau seseorang, ini merupakan kerja Ruh ini pula.
Nah dayan – dinayannya (saling anglimputi) berbagai RUH tersebut yang membentuk apa yang dikatakan dengan “sukma atau Nyawa” yakni cahyaning hurip. Maka “buddhi” sebagai universalitas soul atau mind sebagai spiritual soul sementara “jiwa” adalah sebagai suatu kesadaran yang terdiri dari : “Atma – Buddhi dan manas (pikiran)”.
Kita sering mendengar "Iradat & kodrat, apa maknanya ? Iradat Tak lain adalah Karsa NYA sedangkan kodrat addalah “Kuwasaning Allah”. Angger (aturan) pranatan kodrat itu dibagi dua yakni Hukum Alam & Hukum Allah. Misalnya kodratnya api adalah panas! Bila ada orang tanpa ilmu memegang api ya akan kepanasan atau namanya melanggar kodrat.
By. Sandy Pramono
Tingkatan Dan Macam - Macam ROH (RUH)
Reviewed by Unknown
on
1/30/2016
Rating:
Tidak ada komentar: